1000
Body mass index of the elderly derived from height and from armspan
B Rabe, MH Thamrin, R Gross, NW Solomons, W Schultink
Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition (1996) Volume 5, Number 2: 79-83
Body mass index of the elderly derived from height and from armspan
B Rabe, MH Thamrin, R Gross, NW Solomons, W Schultink
Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition (1996) Volume 5, Number 2: 79-83
Abstrak
Indeks Massa Tubuh (BMI) telah dikenal sebagai indikator yang berguna pada masalah defisiensi energi yang kronik dan juga dapat mengindikasi masalah kegemukan/obesity. Di negara berkembang seperti Indonesia dimana sektor lanjut usia (lansia) makin berkembang, kedua masalah tersebut sangat relevan dalam kesehatan masyarakat. Dengan terjadinya penurunan tinggi badan yang diakibatkan oleh proses penuaan, menimbulkan pertanyaan apakah nilai BMI untuk sektor lansia ini masih sesuai bila tinggi badan digunakan sebagai penyebut pada formula BMI, berat(kg)/tinggi2(m2). Panjang rentang lengan (armspan) telah banyak digunakan sebagai pengganti tinggi badan untuk mengoreksi penurunan tinggi badan akibat penuaan. Hubungan antara tinggi badan dan panjang rentang lengan ini telah diteliti pada 69 orang lansia Indonesia, 36 perempuan dan 33 laki-laki, berumur antara 60-69 tahun. Koefisien korelasi untuk regresi dua pengukuran tersebut adalah berturut-turut untuk perempuan dan laki-laki r=0.83 dan r=0.81 (p<0.001). Penggantian tinggi badan dengan panjang rentang lengan sebagai penyebut pada formula Indeks Massa Tubuh berdasarkan Panjang Rentang Lengan (BMA) ditemukan bahwa terjadi peningkatan sebesar 32% penderita defisiensi energi pada perempuan dan 24% pada laki-laki. Estimasi pada penderita obesity adalah penurunan sebesar 45% dan 81%. Perubahan tinggi badan karena penuaan sangat penting pengaruhnya dalam mengestimasi kelainan komposisi tubuh pada populasi lansia.
![]() to the top |
![]() back to the article |
Copyright © 1996 [Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition].
All rights reserved.
Revised: January 19, 1999.